Namun demikian masih ada beberapa peninggalan sejarah yang masih terawat hingga saat ini. Bagi yang tinggal di sekitar Sumatra Utara pasti sudah tahu apa saja peninggalan dari kerajaan ini. Tapi bagi yang belum tahu berikut ini adalah beberapa peninggalan yang bisa kita lihat langsung apabila datang ke Aceh diantaranya:
Cakra Donya
Adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.
Makam Sultan Malik Al-Shaleh
Makam ini terletak di Desa Beuringin, Kec Samudera letaknya kurang lebih 17km sebelah timur kota Lhokseumawe.
Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir
Malik Al-Zahir adalah putera dari Malik Al- Saleh yang memimpin Kesultanan Samudera Pasai pada tahun 1287 sampai 1326M. letak makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya Malik Al-Saleh.
Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah
Makam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan beliau merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di Gampong Kuta Krueng, batu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.
Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
Di komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh karena mengharamkan pernikahan raja dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.
Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)
Adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.
Stempel Kerajaan Samudra Pasai
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Saat ditemukan stempel dalam keadaan patah pada bagian gagangnya.
Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Adalah surat tulisan Sultan Zainal Abidin pada tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.
0 komentar:
Posting Komentar